-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Gerakan Muhammad Abduh

Posting Komentar
Gerakan Muhammad Abduh

Biografi :


Nama Syekh Muhammad Abduh
Tempat Kelahiran Mahallat Nasr, Mesir
Tahun Kelahiran 1849 M
Pendidikan Terakhir Universitas Al-Azhar Mesir tahun 1876 M
Orang tua Abduh Hasan Khairullah. Asal Turki. Dari Ibundanya Beliau merupakan keturunan dari Umar ibn AL-Khathab
Bidang Keahlian Tafsir, Hukum Islam, Bahasa dan Kesusastraan Arab, Logika, Ilmu Kalam, Filsafat dan Sosial Kemasyarakatan
Muhammad Abduh sungguh orang yang luar biasa, bakatnya meliputi hampir seluruh bidang kehidupan. Kegiatan-kegiatannya mempengaruhi banyak negeri Islam. Dia menolak serangan-serangan sarjana Barat terhadap Islam dengan menunjukan bahwa tidak ada pertentangn antara Islam dan akal; bagi Islam, akal adalah anak kunci keimanan anan Tuhan. (Kenneth W. Morgan, Islam jalan mutlak II:12).
Gerakan Muhammad Abduh memiliki tujuan yang terbagi ke dalam empat sasaran pokok;

  1. Memurnikan semua amal perbuatan umat Islam dari segala bentuk kekeliruan dan bid'ah
  2. Adanya pembaruan yang jelas dalam bidang pendidikan dikalangan umat Islam
  3. Adanya perumusan pemikiran ajaran Islam menurut pemikiran modern
  4. Menangkis berbagai pengaruh Barat khususnya nasrani terhadap umat Islam
Demi menambah daya dukung untuk kepentingan gerakannya, Muhammad Abduh menulis beberapa buku, di antaranya adalah Risalatut-Tauhid, al-Islam wan Nasraniyyah Ma'al Ilmi wal-Madaniyyah. 

Selain itu, Muhammad Abduh tidak menyia-nyiakan setiap kunjungannya ke Eropa dengan melakukan tukar pikiran dengan sarjana-sarjana Barat, serta menjawab segala tantangan yang muncul dari pilosofi dunia barat yang cenderung mendiskreditkan umat Islam.

Namun, dari pemikiran Muhammad Abduh ini ada juga pemikirannya yang dianggap liberal dalam beberapa hal. Yang menjadi masalahnya mungkin karena pemikirannya itu masih terlalu asing dikalangan umat Islam pada waktu itu. Pemikiran-pemikirannya yang dianggap liberal itu adalah sebagai berikut:

1. Umat Islam mengalami kemunduran itu karena mereka ditimpa kejumudan dan kebekuan dalam mengolah pikir, fanatisme kelompok dan mazhab. Akibat yang harus ditanggung oleh umat Islam karena kebekuan pikir itu adalah tidak ada perubahan yang bisa membangun harkat dan derajat mereka. Kejumudan dan panatisme itu telah berbentuk menjadi pemujaan terhadap wali, kepatuhan tanpa syarat kepada ulama dan menyerah begitu saja kepada takdir tanpa disertai dengan melakukan usaha. Dari pemikiran inilah muncul peringatan "al-Islam Mahjubun bil Muslimin" Islam itu sejatinya dihalangi oleh orang muslim sendiri.
2. Muhammad Abduh lebih menekankan agar umat Islam kembali pada prinsip yang dipedomankan al-Qur'an dan Sunnah Nabi serta kehidupan yang dicontohkan oleh ulama salafusshaleh. Karena itu, pintu Ijtihad akan tetap terbuka bagi para ahli yang memenuhi syarat-syarat Ijtihad.
3.Apapun yang dihasilkan oleh dunia barat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berdasar pada sunatullah (hukum alam dalam lingkup sebab akibat). Jadi, Ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan sangat tidak bertentangan dengan Islam. Sejatinya seperti itulah seharusnya umat Islam.
4. Kehidupan umat Islam tidak bisa dipisahkan antara Ibadah dan Muamalah. Dalam persoalan ibadah tidak perlu dilakukan ijtihad. Akan tetapi berbeda dengan muamalah, maka dalam hal ini sangat diperlukan ijtihad atau interpretasi baru yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan keadaan zaman.
5. Muhammad Abduh menganggap mengadakan perombakan dalam pendidikan sangat diperlukan, mulai dari metode, kurikulum, konsep, pilsapat dan bebagai hal yang menjadi penunjangnya dari kelembagaan hingga inprastrukturnya. Konsepsi penidikannya untuk pertama kalinya dia tunjukan ke Universitas al-Azhar kairo. Hal itu bertujuan agar Universitas itu mengajarkan Ilmu Pengetahuan Umum disamping Ilmu Pengetahuan Agama.
Dari sini kita bisa belajar, bahwa islam tidak mengajarkan untuk diam, tetapi islam mengajarkan untuk terus bergerak dan mau berinovasi. Orang-orang dikalangan salafus shaleh adalah orang-orang yang mau dan haus dengan karya, bukan orang yang hanya membanggakan karya orang lain, apalagi sampai memuja-mujanya tanpa mengambil tauladan dari orang yang dipujanya. Hal seperti ini, ternyata masih juga muncul pada saat zaman sudah berselimut teknologi. Banyak orang dalam usia milenial yang dicekoki oleh orang yang katanya ahli dibidang agama untuk memuja para tokoh, tapi tidak didorong untuk berani berbuat dalam karya dan inovasi dengan dalih mengikuti ulama saja sudah cukup untuk mencapai keselamatan hidup.

Melupakan orang terdahulu memang jangan, sesuai dengan intruksi dari bapak pembangunan kita, tetapi mengingat dan menghormati mereka bertujuan mengingatkan generasi penerusnya untuk meneruskan semua ide dan gagasan mereka serta mau berinovasi mencari sesuatu hal yang baru yang lebih baik lagi.

Melihat kebelakang adalah modal utama untuk membangun kekuatan yang jelas dan bijaksana dimasa yang akan datang. Sehingga apapun yang menjadi alasan dari setiap pelajaran adalah untuk sesuatu yang lebih baik yang akan terciptakan dari gagasan yang inovatif.

Asep Rois
Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter