Informasi sejarah perkembangan Islam di Asia Tenggara merupakan bagian dari kajian sejarah kebudayaan Islam yang tidak akan pernah habis dicari. Memang yang menjadi dasarnya adalah sejarah masa lalu dikaji memiliki tujuan untuk menciptakan perkembangan yang lebih baik di masa depan.
Lihatlah apa yang sudah berlalu untuk hari esok!
Kawasan Asia tenggara merupakan bagian dari benua Asia yang terletak dibagian tenggara benua ini. Kawasan yang masuk pada wilayah Asia Tenggara adalah wilayah yang berada di kawasan Indochina dan semenanjung malaya dengan semua kepualauan yang ada disekitarnya.
https://qoryatulquran.files.wordpress.com/2015/01/01peta-islam-indonesia.jpg |
Disebelah timur AsiaTenggara berbatasan dengan samudera pasifik, disebelah utara berbatasan dengan RRC, diselatan dengan samudera hindia, teluk Benggala dan disebelah berat berbatasan dengan anak benua India barat dan Samudera Hindia.
Wilayah Asia Tenggara ini terbagi menjadi dua jenis yaitu; Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Maritim. Asia Tenggara Daratan (ATD) mencakup negara Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam. Sementara Asia Tenggara Maritim (ATM) meliputi; Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Filipina, Singapura dan Timor Leste.
Jika merujuk pada data tahun 2010 maka Islam merupakan agama yang paling mayoritas di peluk oleh masyarakat di kawasan Asia Tenggara dengan 40% penduduknya beragama Islam. Mayoritas yang memeluk agama Islam berada di Indonesia, Malysia dan Brunai Darussalam kemudian dinegara lainnya agama Islam merupakan agama minoritas. Dari sisi pelaksanaan hukum fiqih mayoritasnya adalah bermadzhab Syafi'i.
Baca ; Asal-usul-islam-masuk-ke-nusantara
Baca ; Asal-usul-islam-masuk-ke-nusantara
Pembahasan sejarah perkembangan Islam di Asia Tenggara terbagi kedalam pembahsan sejarah;
- Perkembangan Islam di Indonesia
- Perkembangan Islam di Malaysia
- Perkembangan Islam di Brunai Darussalam
- Perkembangan Islam di Singapura
- Perkembangan Islam di Thailand
- Perkembangan Islam di Filipina
- Perkembangan Islam di Myanmar
Bukti awal berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco polo. Dia pernah singgah di sebelah utara pulau Sumatera kemudian dia singgah di Perlak yang merupakan salah satu kota Islam yang dia temukan selama perjalanannya. Catatan Marco Polo ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.
Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah ketika mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.
Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal abad ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang abad ke-13 sudah ada masyarakat Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13.
Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara sejak -tsing]] yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut antara Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.
Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada abad ke-9 dan ke-10 sudah ada di Kanton dan Sumatera.
Itulah sekelumit informasi mengenai sejarah-perkembangan-islam-di-asia-tenggara dan semoga bermanfaat buat para pelajar yang sedang semangat-semangatnya mengkaji sejarah kebudayaan Islam
Itulah sekelumit informasi mengenai sejarah-perkembangan-islam-di-asia-tenggara dan semoga bermanfaat buat para pelajar yang sedang semangat-semangatnya mengkaji sejarah kebudayaan Islam
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Penyebaran_Islam_di_Asia_Tenggara
hasil karya para ulama yg berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan, mengetahui dan memahami sejarah perkembangan islam diindonesia, mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan dan kebudayaan, menjadi cerminan untuk memacu kehidupan yg lebih baik.
BalasHapusBilqis Salbiyyah Fitriyani