Singkatnya, permohonan itu di sampaikan oleh Musa pada khalifah Walid bin Abdul Malik di Damaskus. Di luar sangkaan permohonan itu disetujui dengan catatan supaya Musa waspada.Untuk menjadi antisipasi serta penjagaan, maka dikirimlah 200 orang pasukan yang di pimpin oleh Tharif bin Malik. Pasukan ini mendarat di Tarifa. Sesudah diselidiki, Tharif bin Malik selanjutnya memberikan keyakinan kepada Musa mengenai kesungguhan Graf yulian yang memang sungguh-sungguh memohon pertolongan. Musa juga mengemukakan pada Khalifah Walid bin Walid, sesudah berunding dikirimlah pasukan pilihan yang di pimpin Thariq bin Ziyad seseorang panglima besar yang gagah serta begitu berani, pasukan ini di kirim lewat kota Tanger yang menyebrangi selat Giblatar.
Pada tahun 91 H atau 710 M, pasukan Thariq bin Ziyad mendarat di Spanyol persis dikala kemampuan serta konsentrasi pasukan Roderick tengah bergerak menuju wilayah Spanyol utara, hal semacam ini dilakukan dengan tujuan untuk menjauhi pemberontakan. Tetapi satu hal yang menarik dari kepemimpinan Thariq bin Ziyad ini adalah pada saat seluruh kapal sudah mendarat, kemudian dia memerintahkan pada anak bawahnya untuk membakar seluruh kapal yang ada, hal semacam ini dijalankan supaya seluruh pasukannya bisa melakukan perjuangan dengan benar-benar penuh kesungguhan serta bisa mengeluarkan seluruh kekuatan yang dipunyai, serta sama sekali tidak ada dalam fikiran pasukannya untuk mundur atau pulang terkecuali telah menang. Langkah nekad yang dijalankan oleh Thariq bin Ziyad ini menjadi sangat populer sampai saat ini dikalangan umat Islam.
Srategi yang dijalankan Thariq bin Ziyad nyatanya memberi dampak yang begitu besar serta dapat membakar semangat seluruh pasukannya, pada akhirnya dengan perjuangan yang tidak mudah menyerah mereka dapat menundukkan benteng lawan walaupun ketika itu jumlah musuh jauh lebih banyak daripada pasukan kelompok muslimin. Disuatu pertempuran di kota Xeres, tentara Roderick banyak yang tewas, hal semacam ini artinya makin mempermudah langkah pasukan kaum muslimin untuk menundukkan kota-kota setelah itu. Selanjutnya kota demi kota dapat diambil, sebut saja seperti kota Malaga, Cordova serta Toledo sebagai ibukota Gothia Barat.
Nyaris semua wilayah di Andalusia terkecuali wilayah Glacia telah ada dalam genggaman kaum muslimin cuma dalam tempo 7 tahun. Pada saat pemerintahan Bani Umayah di Damaskus, Andalusia di pimpin oleh seseorang gubernur serta di antara yang memimpin saat itu yaitu Abdul Aziz, yang merupakan putra Musa sendiri. Waktu kekuasaan Bani Umayyah jatuh yang kemudian diikuti oleh berdirinya daulah Bani Abbasiyah di Baghdad yang di pimpin oleh Abdul Abbas As-safaf, seluruh keturunan Bani Umayyah dibunuh. Tetapi ada salah seseorang keturunan Bani Umayah bernama Abdur Rahman yang sukses melepaskan diri serta melarikan diri ke Spanyol.
Disana dia mendirikan kembali kerajaan Bani Umayah serta dapat bertahan cukup lama dari 193 H – 458 H atau 756-1065 M.
Posting Komentar
Posting Komentar