-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Efektifitas Metode Dakwah Sunan Kalijaga

32 komentar
Efektifitas Metode Dakwah Sunan Kalijaga - Proses perkembangan Islam di Indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang tidak akan pernah jemu untuk dikaji. Khususnya perkembangan Islam di tanah Jawa yang tidak mungkin dipisahkan dari peranan para walisongo.

Kendati dalam beberapa tahun ke belakang di paruh awal abad 21 ini ada yang mencoba menafikan keberadaan walisongo dari list khazanah sejarah perkembangan Isalam di Pulau Jawa dan menganggap walisongo sebagai mitos yang tidak perlu dibicarakan lagi.  Ini sangat keliru!

Kemudian, apabila kita mencermati dari fakta sejaraha Islam di pulau Jawa dari tahun 1420 - 1515M. Betapa Islam berkembang sangat pesat dan itu adalah masa walisongo memulai, membangun sekaligus mamasivkan dakwah Isalam yang tidak hanya di pulau jawa, tetapi sampai ke pulau-pulau disekitarnya. Padahal selama 800 tahun sebelumnya terhitung semenjak kedatanga orang islam yang pertama kali, Islam tidak berkembang dan cendrung mendapat penolakan dari bangsa pribumi.



Dan itu menyisakan tanya yang besar di benak para ahli sejarah dunia "mengapa Islam tiba-tiba berkembang dengan pesat dan berhasil mengubah agama pribumi yang sebelumnya sangat lekat dengan masyarakat di pulau jawa ini?" dan tidak ada jawaban lain yang ditemukan oleh para ahli sejarah, selain dari metode dakwah yang sangat luar biasa telah dijalankan oleh tim dakwah yang terdiri dari para wali, itulah walisongo.

Hal itu ternyata tidak bisa dilepaskan dari strategi dan efektifitas pendekatan dakwah yang dilakukan oleh walisongo dalam menyebarkan Islam kepada masyarakat yang masih sangat awam kepada Islam ketika itu. Dan muncullah sosok dari salah satu walisongo yang memiliki strategi jitu dalam menjalankan dakwah Islam, dia adalah Sunan Kalijaga. Pendakwah sekaligus budayawan yang mampu menarik simpatik dan memberikan pemahaman yang jelas kepada masyarakat yang haus akan nilai kebenaran yang sesungguhnya.

Efektifitas Metode Dakwah Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga, seperti halnya para wali yang lain merupakan pengelana yang selama perjalananya terus menjalankan strategi dakwah untuk mengajak orang-orang ke jalan Allah. Ia melakukan dakwah hingga ke pelosok terdalam ditanah jawa ini. Menurut para pakar sejarah Sunan Kalijaga memiliki peta wilayah dakwah paling luas dibangding walisongo yang lain.

Karena kepiawaiannya dalam bidang seni, Sunan Kalijaga mampu mencuri perhatian masarakat awan dan pedesaan, sehinga ia sangat mudah diterima dilingkungan mereka. Hal ini dikarenakan strategi dakwah yang dilaksanakan Sunan Kalijaga memang mengutamakan efektifitas dan kualitas.

Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Kalijaga memposisikan diri sebagai bagian dari warga sebuah masyarakat di mana ia berdakwah, memakai pakaian seperti pakaian yang dipakai oleh masyarakat ditempat itu -tidak mengenakan sorban sebagaimana yang biasa dipakai para wali yang lain-, berbicara dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat umum disana, lugas dan mudah dipahami, serta tradisi dan budaya yang berkembang di masyarakat dijadikan sebagai sarana menjalankan dakwahnya.

Itulah Efektifitas Metode Dakwah Sunan Kalijaga yang mampu membaca situasi masyarakat dari berbagai aspek kehidupannya.

Perjalanan Hidup Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Syahid (ada pula yang menyebutnya sebagai Raden Said dan ada juga yang memanggilnya Joko Said) yang lahir sekitar 1450 M. Ayahnya adalah seorang Adipati di Tuban bernama Arya Wilatikta. Arya Wilatikta ini keturunan dari pemberontak kenamaan di Majapahit, yakni Ronggolawe.

Menurut Riwayat yang beredar menyatakan bahwa Adipati Arya Wilatikta ini sudah memeluk Islam jauh sebelum Raden Syahid lahir. Kendati sebagai seorang muslim, ia terkenal kejam dan sangat manut kepada pemerintahan pusat Majapahit yang masih menganut Agama Hindu. Dalam kebijakan yang Ia terapkan kepada rakyat adalah memungut pajak yang tinggi.

Nampaknya kebijakan yang diterapkan sang ayah dipandang sebagai kedzaliman oleh Raden Syahid muda yang tidak ia setujui. Sehingga ia sering membangkang pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh ayahnya.

Pembangkangan Raden Syahid muda terhadap kebijakan sang ayah semakin menjadi dan mencapai puncaknya ketika ia membongkar lumbung padi kadipaten, yang dilanjutkan dengan membagi-bagikan padi yang ia ambil dari dalam lumbung itu kepada masyarakat di Tuban, yang pada kenyataanya rakyat Tuban pada saat itu dalam keadaan kelaparan akibat kemarau panjang.

Tindakan Raden Syahid itu, telah membuat sang Adipati marah besar dan tidak lagi melihat posisinya sebagai ayah dikarenakan tindakan sang anak sudah masuk ke ranah pembangkangan terhadap kebijakannya. Pengadilan pun digelar untuk mengadili dan menanyakan alasan atas apa yang diperbuat oleh Raden Syahid yang dianggap sebagai pembangkangan itu.

Keadaan ini dilihat sebagai kesempatan baik oleh Raden Syahid muda, untuk menyampaikan bahwa kebijakan Ayahnya yang memutuskan untuk menumpuk pangan dilumbung dan membiarkan rakyatnya hidup kelaparan itu bertentangan dengan ajaran agama. Itulah yang membuat ia membangkang terhadap kebijakan Ayahnya.

Alasan yang disampaikan Raden Syahid itu, tidak diterima oleh Adipati, bahkan ia menganggap bahwa anaknya itu sedang berusaha mengguruinya tentang masalah agama. Akhirnya pengadilan itu memutuskan untuk mengusirnya dari kadipaten dan tidak boleh kembali ke istana. Adipati pun memberikan pernyataan bahwa Raden Syahid baru boleh pulang apabila ia sudah mampu menggetarkan daerah Tuban dengan ayat suci al-Qur`an yang dibacanya.

Pernyataan pesan sang Adipati ini mengandung makna bahwa Raden Syahid baru boleh pulang bila ilmu agamanya sudah tinggi dan bisa dikenal oleh masyarakat.

Setelah diusir dan meninggalkan Kadipaten, Raden Syahid diceritakan menjalani hidupnya sebagai perampok yang ditakuti dan terkenal di wilayah Jawa Timur. Perampokan yang dilakukannya hanya menargetkan orang kaya yang tidak mau mengeluarkan zakat dan sedekah. Hasil rampokan pun secara langsung diberikan kepada pakir miskin. Oleh karena itulah Raden Syahid juga masyhur dengan sebutan "Lokajaya" yang berarti "perampok budiman".



Pertemuan Dengan Sunan Bonang

Semuanya menjadi berubah ketika Lokajaya (Raden Syahid) berjumpa dengan ulama besar saat itu, yakni Syekh Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang). Kemudian dengan wasilah pertemuannya dengan Sunan Bonang ini Raden Syahid mendapatkan pemahaman bahwa perbuatan baik tidak bisa dilakukan dengan perbuatan buruk –sesuatu yang haq tidak boleh dicampuradukkan dengan kebatilan- Akhirnya Joko Said alias Lokajaya sadar, bertobat dan tidak lagi menjadi perampok.

Awal perjumpaan dengan Sunan Bonang

Siang itu, Lokajaya menguntit seorang kakek yang sedang berjalan dengan tongkat berbalut emas ditangannya. Dari jauh dia terus berusaha memastikan bahwa kakek itu adalah orang kaya yang pantas menjadi targetnya. Disisi lain, diapun memastikan bahwa calon korbannya ini adalah orang lemah yang tidak akan mampu memberikan perlawanan yang berarti ketika dia manjalankan aksinya.

Benar saja, ketika aksi perampokan itu dilakukan, tidak ada perlawanan berarti yang dia dapatkan dari kakek ini. Hanya sesaat setelah dia berhasil merampas tongkat emas dari tangan sang kakek, Lokajaya melihat hal tidak wajar yang dilakukan kakek itu, Sang kakek menangis tersedu sambil memegang beberapa helai rumput ditangannya.
“Mengapa kamu menangis hai orang tua, apakah kamu merasa sedih karena tongkat ini aku rampas?’ bentak Lokajaya
“Aku tidak menangis karena kamu telah merampas tongkatku, namun aku menangis karena bersedih telah mencabut rumput ini dengan sia-sia tanpa aku sengaja." sahut sang kakek penuh penyesalan
"Anak muda, mengapa kamu merampas tongkat dari orang tua seperti aku?” balas sang kakek
“Aku menginginkan emas yang ada pada gagang tongkatmu ini”, jawab Lokajaya
Sambil menunjuk pohon enau yang ada didekatnya kakek itu berkata ;
“Kalau kau memang menginginkan emas, lihatlah pohon itu!,  Ambillah emas dari pohon itu sebanyak yang kamu mau” 

Ketika Lokajaya menoleh ke pohon itu, betapa dia sangat terkejut karena buah pohon itu memang emas semua. Tanpa berpikir panjang dia melempar tongkat sang kakek sembari berlari menju pohon yang terlihat berbuah emas itu.

Sementara Lokajaya sedang disibukan memanen buah emas di pohon itu, sang kakek pun pergi melanjutkan perjalanan sambil membawa kembali tongkatnya.




Lokajaya benar-benar lupa, dan tidak menyadari sang kakek sudah berlalu meninggalkannya, dia terus sibuk memetik buah emas dipohon itu sampai akhirnya turun karena wadah yang ia bawa sudah tidak muat lagi. Sesaat setelah dia sampai di bahwa betapa terkejutnya Lokajaya, karena buah emas yang dipetiknya itu berubah kembali menjadi buah enau hijau biasa. Hingga berulang kali dia memastikan, buah itu tetap buah biasa, buakanlah emas seperti ketika dia petik tadi.

Setelah berpikir beberapa saat, Lokajaya akhirnya menyadari bahwa orang tua yang ia jumpai ini bukanlah orang tua biasa, namun seseorang yang memiliki karomah. Tanpa berpikir panjang Lokajaya langsung bergegas meninggalkan pohon emas itu dan kembali mengejar orang tua pemilik tongkat bergagang emas. Sementara dalam hati Lokajaya muncul semangat dan niatan akan berguru kepada orang tua itu.

Akhirnya orang tua itu terlihat sedang berdiri dipinggir sebuah kali, bergegas Lokajaya menghampirinya sambil memperkenalkan diri dan menanyakan perihal siapa jati diri orang tua ini sebernarnya. Setelah komunikasi terbangun, barulah Lokajaya mengungkapkan keinginanya untuk berguru kepada orang tua ini yang tidak lain adalah Sunan Bonang lakob dari Maulan Makhdum.

Bagaimanapun, Sunan Bonang memiliki pandangan jauh ke depan mengenai jati diri dan potensi yang dimiliki oleh Lokajaya. Dia tidak langsung menyatakan bersedia tapi terlebih dahulu memberikan syarat yang harus dipenuhi oleh Lokajaya sebagai ujian keseriusan niat yang dimiliki oleh pemuda yang berprofesi sebagai perampok ini.
“Jika kamu serius ingin menjadi muridku, maka jagalah tongkat ini! Jangan ke mana-mana hingga aku kembali untuk mengambil tongkat ini” pesan sang Sunan
"Insya Allah akan aku jaga tongkat ini, sampai engkau kembali" sanggup Lokajaya
Kemudian Sunan Bonang menancapkan tongkat bergagang emas itu di pinggir kali dan sealanjutnya pergi berlalu meninggalkan Lokajaya. Lagi-lagi Lokajaya terbelalak matanya karena melihat sunan bonang berjalan melangkah diatas air menuju kesebrang kali, seakan air tidak sanggup menarikanya lebih dalam kecuali hanya sebatas mata kakinya. Setelah Sunan Bonang hilang dibalik pepohonan disebrang kali sana, Lokajaya duduk disamping tongkat yang tertancap sembari mengucapkan doa didalam hatinya!
"Duh Gusti Allah, tidurkanlah aku seperti tidurnya ashabul kahfi, hingga Sunan kembali mengambil tongkatnya ini"
Menurut cerita, Lokajaya tertidur selama lebih dari satu tahun sampai akhirnya Sunan Bonang kembali kepinggir kali itu untuk mengambil tongkatnya dan menjemput Lokajaya yang sudah dengan sabar menjaga tongkatnya selama ini.

Sambil membisikan dua kalimah Syahadat, Sunan Bonang membangunkan Lokajaya dari tidurnya, setelah sadar Lokajaya menerima ucapan selamat dari Sunan Bonang, bahwa ia telah lulus ujian dan berhak untuk berguru kepadanya. Kemudian Lokajaya dibawa ke Bonang untuk belajar dan mendalami ilmu agama Islam, sekaligus dipersiapkan untuk menjadi penyebar dakwah Islam di tanah jawa bersama para wali yang lain.

Nampaknya peristiwa inilah yang menjadi muasal kenapa Raden Syahid memiliki gelar sebutan sebagai Sunan Kalijaga. Kendati dalam persi lain, diceritakan bahwa gelar sunan kalijaga ia dapatkan ketika dia belajar di Syekh Siti Jenar disebuah kampung di daerah Cirebon yang bernama Kalijaga.

Titel Lokajaya kini berganti menjadi Sunan Kalijaga yang melekat menjadi panggilan akrabnya bahkan hingga saat ini. Setelah hasil pendidikan yang ia dapatkan dari Sunan Bonang telah dirasa cukap sebagai bekal. Lokajaya pun mulai melaksanakan misi dakwah Islam dengan berkeliling mengunjungi berbagai wilayah di tanah Jawa.

Ada beberapa hal yang mencolok yang membuat Sunan Kalijaga berbeda dengan Sunan yang lain dalam gaya dakwahnya,
  • Sunan Kalijaga tidak memiliki wilayah dakwah yang fokus, namun ia menjalankan misi dakwahnya dengan cara berkelana menggunjungi berbagai daerah, oleh karena itulah peta wilayah dakwah Sunan Kalijaga membentang luas dari Jawa Timur hingga ke Jawa Barat.
  • Cara berpakaian tidak seperti Sunan lainnya yang mengenakan sorban dan gamis, tetapi memakai pakaian tradisional jawa yang sama dengan yang diekenakan oleh masyarakat biasa.
  • Selalu berlebur dan melibatkan diri dalam setiap acara kegiatan seni dan budaya bersama masyarakat. Disini pun banyak sarana budaya yang dimodifikasi, seperti lakon wayang kulit dan berbagai tembang, sehingga menjadi media dakwah yang sangat mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat.

Sunan Kalijaga memiliki pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi lokal, sehingga membuatnya menjadi salah satu Sunan yang sangat toleran terhadap budaya dan tradisi yang selalu dijalankan oleh masyarakat lokal.

Dalam pandangannya, budaya dan tradisi bukan merupakan perkara yang harus dibenturkan dengan Islam, tetapi keberadaan dari budaya dan tradisi merupakan sesuatu yang bisa menambah kekayaan nilai-nilai Islam itu sendiri. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa dakwah Sunan Kalijaga sangat mudah diterima oleh berbagai kalangan masyarakat disetiap daerah yang ia kunjungi.



Metode Dakwah Sunan Kalijaga

Efektifitas Metode Dakwah Sunan Kalijaga ditopang dengan pengalaman dari perjalanan hidupnya, mulai dari menjadi pembangkan bagi kebijakan sang ayah, diusir dari Kadipaten, berkelana sebagai begundal Lokajaya, pertemuan dengan Sunan Bonang, pertapaan menahun sambil menjaga tongkat, hingga pendalaman jati diri lewat pendidikan agama. Lakon kehidupan yang membuat dia sangat memahami berbagai aspek kehidupan terkait mana yang penting untuk dibetulkan dan dibenahai agar sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Budaya asli yang berkembang dimanfaatkannya untuk menjadi media dakwah. Sunan Kalijaga memiliki pandangan bahwa budaya yang berkembang dimasyarakat bukanlah penghalang untuk melakukan dakwah dan menjalankan nilai-nilai keislaman.

Mengenai dakwah, Sunan Kalijaga memiliki pandangan yang menempatkan bahwa dakwah itu mengajak bukan dengan cara menakut-nakuti, sehingga yang diajak tidak menjauh tetapi sebaliknya akan semakin penasaran dan mendekati. Ketika menjalankan dakwah, Sunan Kalijaga tidak mencela maupun merendahkan tradisi dan budaya yang berkembang di masyarakat. Dengan melakukan penyelarasan budaya dengan nilai agama, membuat agama ini mundah diterima dan berkembang dengan baik ditengah ditengah masyarakat.

Metode dakwah yang dijalankan oleh Sunan Kalijaga ini benar-benar efektif, karena mampu menyentuh kesadaran orang. Sehingga berhasil mengislamkan tanah jawa tanpa harus susah-susah melawan berbagai penolakan karena potensi penolakan itu volumenya sangat kecil dan mudah di tundukan.

Sunan Kalijaga memiliki usia yang panjang hingga melewati 100 tahun menurut beberapa riwayat. Dimana masa akhir kerajaan majapahit, Kesultanan Demak hingga awal kehadiran kerajaan Islam Mataram dibawah panembahan Senopati Ing Alaga dialami oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga dianugerah 1 orang putera yang diberi nama Raden Umar Said (Sunan Muria), 2 orang putri yaitu; Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah. Ketiga orang anak ini adalah buah perkawinannya dengan Dewi Siti Saroh Binti Maulana Ishak.

Ketika meninggal dunia Sunan Kalijaga dimakamkan di Desa Kadilangu Demak. Wallahu A'lam Bish Showab.



Asep Rois
Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Related Posts

32 komentar

  1. Berdakwah dengan konsisten pantang penyerah menggunakan media seni sebagai alatnya apalagi di masa modern seperti sekarang mempermudah orang mendapatkannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat selalu kk!
      Semoga menjadi pemimpin dimasa depan

      Hapus
  2. 1) Menghargai arti perjuangan
    2) Membuat diri kita lebih bersyukur
    3) Selalu bersabar
    4) Pantang menyerah
    5) Harus selalu taat pada yg maha kuasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga itu bisa melekat dalam kehidupan kamu dan semuanya, dimasa kini dan seterusnya!

      Hapus
  3. Sunan Kalijaga adalah sosok yang lembut hatinya, teladan dari sunan Kalijaga adalah berdakwah lewat seni

    BalasHapus
  4. Berdakwah dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat, itu membuat ia lebih bisa membaur dengan masyarakat setempat, sunan Kalijaga juga berdakwah dengan dirinya sendiri jadi tidak melihatkan dirinya sebagai Walisongo dengan memakai pakaian tradisional, cara metode dakwah sunan Kalijaga memang yang paling unik dari para wali lainnya

    BalasHapus
  5. Cara menyampaikan dakwahnya dengan cara halus sopan santun tidak dengan keras sikap yang tekun dan cerdas yang kita harus teladani

    Evi lisnawati

    BalasHapus
  6. sunan kalijaga adalah keturunan bangsawan yg berbaur dgn masyarakat wong cilik yg menolong ke susahan mereka yg di tindas penguasa pd waktu itu, walaupun awalnya beliau menolong dgn cara yg salah merampok orang kaya dan membagikannya kpd orang²miskin. Tapi, seiringnya berjalannya waktu dan beliau belajar pd wali yg lain dan beliau pun menjadi wali ALLOH .
    Hikmahnya beliau seorang wali yg menjalankan حق الله dan حق الادم dgn konsisten beliau taat beribadah kpd ALLOH dan menyayangi, membantu, menyantuni sesama manusia, dan makhluk yg lainnya seperti hewan dan tumbuh²an.

    BalasHapus
  7. Sunan Kalijaga adalah sosok yang sangat bijaksana
    Sunan Kalijaga adalah sosok yang lembut hatinya, alih-alih berdakwah dengan cara yang keras ia lebih memilih berdakwah lewat seni
    Sunan Kalijaga dikenal sebagai sosok yang pandai dan cerdas sebab ia mau belajar dan berguru pada orang yang tepat, tentu dua hal ini wajib kita teladani
    Sunan Kalijaga dikenal sebagai sosok yang istiqomah dan tekun, utamanya dalam berdakwah
    Sunan kalijaga sosok yang toleran, tidak memaksakan apa-apa yang ia ajarkan. Semua ia sampaikan dengan santun dan halus.

    BalasHapus
  8. Teladan yang dapat diambil
    1)Pantang menyerah
    2)Bersikap bijaksana
    3)Toleran terhadap budaya dan tradisi
    4)Menjadikan masa lalu sebagai pelajaran
    5)Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar

    BalasHapus
  9. Teladan yang dapat diambil adalah sifat tekun dan taat sunan kalijaga sebagai mana dia taat kepada allah swt, sifat penyabar yang dimiliki sunan kalijaga, sifat pandai dan cerdas dan gigih dalam mencari ilmu, dan sifat toleransi nya, dan terakhir sosial yang tinggi sebab sunan kalijaga berdakwah dengan melakukan pendekatan langsung terhadap masyarakat

    BalasHapus
  10. Teladan yang dapat di ambil dari sunan kalijaga adalah sifat beliau yang lembut, sopan dan tidak ada pemaksaan didalam dakwah yang di sampaikainya,selain itu beliau juga sosok yang taat kepada alloh,Sunan kalijaga juga sosok yang pantang menyerah,gigih dan sabar dalam menghadapi sesuatu,bijaksana dalam segala hal,toleransi terhadap budaya dan kesenian masyarakat yang tinggi membuat sunan kalijaga lebih dekat dan gampang bergaul dengan masyarat dan karena itu sunan kalijaga merupakan sunan dengan metode dakwah yang unik karena melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat sekitar.
    Imas siti masitoh

    BalasHapus
  11. Teladan yang dapat diambil adalah cara dakwah atau ajakan sunan kalijaga kepada orang2 tidak menggunakan cara kekerasan.. Tapi sunan kalijaga berdakwah melalui kesenian dan adat istiadat setempat yang diubah ke nilai2 islami.
    ... Miftah Hul Halim

    BalasHapus
  12. * Menghargai arti perjuangan
    * Selalu bersukur
    * Pantang menyerah
    *Selalu bersabar
    *Harus selalu taat pada yg maha

    Agung gunawan

    BalasHapus
  13. Yang dapat diambil
    -sabar
    -bersikap bijaksana
    -istiqomah dan tekun
    -tidak memaksa apa yg ia ajarkan
    -pandai dan cerdas dalam belajar

    BalasHapus
  14. Teladan yang bisa diambil:
    1. Semangat pantang menyerah
    2. Dapat menyesuaikan dengan lingkungan
    3. Efektif dan tidak menakut nakuti ketika berdakwah
    4. Tidak memiliki sifat memaksa

    BalasHapus
  15. -sederhana
    _ mempunyai sikap toleran tidak memaksakan apa yg ia ajarkan
    - pandai dan cerdas dalam belajar
    -bijaksana dalam hal apapun

    BalasHapus
  16. - pantang menyerah
    - slalu sabar
    cara menyampaikan dakwahnya halus,sopan dan jelas kepada maayarakat yang haus akan nilai kebenaran yang sesungguhnya.

    Siti solehah

    BalasHapus
  17. menurut pendapat saya, teladan yg dapat diambil dari metode dakwah sunan kalijaga adalah berbaur dengan semua orang dan tidak memaksa dalam menyampaikan dakwahnya,serta membuat modifikasi seni dengan nuansa islam

    BalasHapus
  18. Metode dakwah sunan kali jaga yang bisa di ambil Sunan Kalijaga adalah sosok yang sangat bijaksana
    Sunan Kalijaga adalah sosok yang lembut hatinya, alih-alih berdakwah dengan cara yang keras ia lebih memilih berdakwah lewat seni
    Sunan Kalijaga dikenal sebagai sosok yang pandai dan cerdas sebab ia mau belajar dan berguru pada orang yang tepat, tentu dua hal ini wajib kita teladani

    Yubi yakub

    BalasHapus
  19. Teladan yang bisa diambil dan dijalankan dalam kehidupan saat ini dari perjuangan dakwah yang dilakukan sunan Kalijaga adalah menanamkan nilai nilai agama dalam budaya sepeti penyebaran dakwah lewat budaya seni pertunjukan wayang,gamelan,suluk seni ukir serta menanamkannya dalam ideologi rakyat.

    Sri rahayu

    BalasHapus
  20. teladan yang bisa diambil dari perjuangan sunan kalijaga yaitu berdakwah dengan menggunakan wayang kulit. Sunan Kalijaga mengganti cerita wayang yang sebelumnya tentang Ramayana dan Mahabarata dari cerita ajaran Hindu diubah dengan memasukan cerita-cerita Islam. Bentuk wayang juga diubah. Di mana mengubah dari bentuk manusia menjadi bentuk kreasi baru yang mirip karikatur


    Dera Nursafitri

    BalasHapus
  21. Teladan yang dapat di abil dari sosok sunan kalijaga adalah:
    1.Berani bertanggung jawab atas apa yang di lakukannya
    2.Bijaksana
    3.pantang menyerah
    4.tekun
    5.Dapat menyesuaikan dengan lingkungan

    BalasHapus
  22. Berdakwah dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat, itu membuat ia lebih bisa membaur dengan masyarakat setempat, sunan Kalijaga juga berdakwah dengan dirinya sendiri jadi tidak melihatkan dirinya sebagai Walisongo dengan memakai pakaian tradisional,Cara menyampaikan dakwahnya dengan cara halus sopan santun tidak dengan keras sikap yang tekun dan cerdas yang kita harus teladani

    BalasHapus
  23. Teladan yang dapat diambil dari sunan kalijaga adalah dia menghargai ciri khas masayarakat tradisional yang masih kental akan budaya-nya,oleh karena itu masyarakat bisa menerima agama islam dengan baik

    Anwar hadad

    BalasHapus
  24. Sunan Kalijaga adalah sosok yang sangat bijaksana
    Sunan Kalijaga adalah sosok yang lembut hatinya, alih-alih berdakwah dengan cara yang keras ia lebih memilih berdakwah lewat seni
    Sunan Kalijaga dikenal sebagai sosok yang pandai dan cerdas sebab ia mau belajar dan berguru pada orang yang tepat, tentu dua hal ini wajib kita teladani
    Sunan Kalijaga dikenal sebagai sosok yang istiqomah dan tekun, utamanya dalam berdakwah
    Sunan kalijaga sosok yang toleran, tidak memaksakan apa-apa yang ia ajarkan. Semua ia sampaikan dengan santun dan halus.



    Gina syamrotul fuadah

    BalasHapus
  25. Jawaban

    2. Beberapa teladan yang dapat kita ambil dari sunan kalijaga antara lain:

    -Sikap semangat tinggi, ikhtiar dan pantang menyerah serta tawakkal

    -Sikap kreatif
    Hal ini dapat kita lihat dari metode dakwah yang dipakai sunan kalijaga yaitu dengan memanfaatkan wayang sebagai media dakwah

    -Menyiarkan agama islam dengan ikhlas semata mata karna alloh swt

    -dalam mengajarkan hal2 baik kpd orang lain hendaknya dengan cara yg baik serta tidak memaksakan kehendak kita kpd orang lain

    BalasHapus
  26. Teladan yang dapat kita ambil dari perjuangan dakwah yang dilakukan sunan kalijaga
    1. Pantang menyerah
    2. Sabar dan ulet
    3. dapat berbaur dengan masyarakat
    4.tidak menunjukan ciri berpakaian seperti sunan
    5. Toleransi yang tinggi
    Berdakwah dengan cara halus , lembut dan sopan santun seperti dengan media
    6. Kreatif
    7 . istiqomah
    8. Menjadikan masalalu sebagai pelajaran untuk masa depan yang lebih baik

    BalasHapus
  27. Teladan yang dapat di ambil
    Bijaksana,lembut hati,pandai dan cerdas,toleran,istiqomah dan tekun,santun dan haluss

    BalasHapus
  28. Sunan kalijagaa mempunyaii ciri khas tersendiri dalam menyebarkan agama islamm..dan banyak sekali teladan yang dapat diambil dari cara sunan kalijaga menyebarkan islamm..karenaa sunan kalijaga begitu kreatif dlam menybarkan islam..ia menggunakan banyak kesenian contohnyaa Wayang..
    Teladan yang dapat diambil yaitu :
    1. Semangat pantang menyerah
    2. Dapat menyesuaikan dengan lingkungan
    3. Efektif dan tidak menakut nakuti ketika berdakwah
    4. Tidak memiliki sifat memaksa
    5.Kreatif

    BalasHapus

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter