-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Kisah Pemabuk yang Menjadi Ulama Besar Harus Menjadi Renungan Kita Dizaman Ini

Posting Komentar
Kisah Pemabuk yang Menjadi Ulama Besar

Dalam berbagai tulisan telah diceritakan mengenai Kisah Pemabuk yang Menjadi Ulama Besar di masa lalu dan  sepantasnya Menjadi Renungan Kita Dizaman Ini.

Memuliakan Al-Qur’an kewajiban setiap Muslim. Karena dari sanalah sumber pedoman hidupnya untuk menuju kebaikan dimasa yang akan datang.  

Menurut Syekh Nawawi Banten, mualim Indonesia yang wafat di Tanah Suci Makkah, dalam karyanya Qami‘ut Tughyansyarah kitab Syuabul Iman karya Syekh Zainuddin Almalibari, bermadah dan mengangungkan Al-Qur’an termasuk iman yang ke-19. 

Di antara cara bermadah atau mengagungkan Al-Qur’an sebagai berikut;
  1. Tidak menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadan suci. 
  2. Mengenakan pakaian yang bagus era belajar Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan keadaan si pembaca Al-Qur’an itu sama saja ia sedang mermunajat kepada Allah. 
  3. Menghadap kiblat ketika belajar Al-Qur’an, 
  4. Hendaknya membatalkan bacaan Al-Qur’an dan berkumur ketika ia hendak batuk berdahak.
  5. Hendakanya tak meletakkan benda di atas Al-Qur’an, sehingga posisi Al-Qur’an selamanya berada di atas benda-benda lain. 
  6. Meletakkan Al-Qur’an dipangkuannya ketika ia membacanya, atau meletakkan di atas meja. 
  7. Meletakkan Al-Qur’an di lantai yang sejajar dengan kaki itu termasuk etika yang tak baik. 
  8. Cairan doa dari Al-Qur’an tak dibuang di ruang tempat yang kotor, seperti membuangnya di bejana sampah, toilet, atau pun di ruang yang dimungkinkan akan diinjak-injak oleh manusia.

Ada sebuah cerita bagaimana Allah bermadah orang yang telah bermadah ayat Al-Qur’an. Kisah ini dapat ditemui dalam kitab Tadzkirotul Aulia karya Syaikh Fariduddin Al-Attar.

Ada seorang pemabuk dan anak nakal yang bernama Bisyr bin Harist al-Hafi. Suatu hari ia berjalan dalam keadaan sempoyongan, dan menemukan secebir kertas bertulisan kalimat bismillahir rohmanir rohim.

Tidak berpikir panjang, ia ambil kertas tersebut, memercikinya dengan minyak wangi, lalu ia simpan di ruang yang mulia.

Tak disangka Allah mengharumkan namanya, bermadah namanya dan menyucikan namanya sehingga ia menjadi mualim besar yang banyak dikagumi orang dan menginspirasi banyak orang.  

Mudah-mudahan kita dapat bermadah Al-Qur’an sebagaimana mestinya. Semoga kelak Allah swt. akan bermadah kita sebagaimana Allah bermadah Bisyr bin Harist al-Hafi.

Demikianlah penjelasan tentang Kisah Pemabuk yang Menjadi Ulama Besar semoga info ini berfaedah untuk kita semua. Bila ada kata yang salah, mohon di koreksi lewat komentar dibawah ini. terima kasih

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter