Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Rahmat, merupakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW. Menurut kisah, dia ialah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dari seseorang putri Champa yang bernama Dewi Condrowulan binti Raja Champa Paling akhir dari Dinasti Ming.
Baca Juga : Sejarah Asal Usul Kedatangan Wali Songo Di NusantaraSunan Ampel yang telah meletakan dasar-dasar dari strategi dakwah untuk mengislamkan pulau jawa ini sudah dipandang sebagai sesepuh oleh wali-wali yang lain. Kendati sesepuh sejatinya adalah Maulana Malik Ibrahim ayahanda beliau sendiri. Hal itu dikarenakan persinggungan Sunan Ampel dengan wali-wali yang lain lebih lama dibanding dengan Maulana Malik Ibrahim.
Sunan Ampel menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja serta menikah dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning.
Ajaran Sunan Ampel (Raden Rahmat) yang populer dikalangan masyarakat jawa adalah falsafah Moh Limo (tidak melakukan 5 hal yang tercela) yaitu:
- Moh Maen atau tidak berjudi.
- Moh Ngombe atau tidak minum arak atau bermabuk-mabukan.
- Moh Maling atau tidak mencuri.
- Moh Madat atau tidak menghisap candu, ganja dan sebagainya.
- Moh Madon atau tidak berzina/main wanita yang bukan istrinya
5 hal diatas ditanamkan di hati masyarakat jawa pada waktu itu, sehingga berhasil mengubah tatanan kehidupan masyarakat Jawa menjadi lebih maju dan mandiri. Dari sinilah kehidupan masyarakat ditanah jawa mulai memiliki keislamannya dan menjadi pedoman yang akan selalu membimbing kehidupannya.
Baca Juga : Agama tanpa budaya ibarat robot. Kaku, tidak toleranPendidikan yang dijalankan oleh Raden Rahmat telah memincut rasa kagum Prabu Brawijaya. Hingga sang Raja memandang bahwa agama Islam itu ialah ajaran budi pekerti yang sangat mulia. Oleh karena itulah ketika Raden Rahmat memberitahukan ajaran sebenarnya yang ia jalankan adalah agama Islam, maka Prabu Brawijaya tidak marah ataupun merasa geram, akan tetapi saat diajak untuk memeluk agama Islam dia tidak bersedia. Alasannya dia ingin jadi raja Budha paling akhir di Majapahit.
Sesudah Maulana Malik Ibrahim meninggal dunia, kemudian oleh para wali yang juga putra dan muridnya Sunan Ampel diangkat menjadi sesepuh Wali Songo, Mufti dan pemimpin agama Islam se-Tanah Jawa.
Baca Juga : Hubbul Wathan Minal Iman ala Sultan Hamengku Buwono IXBeberapa murid serta putera Sunan Ampel sendiri telah menjadi bagian dari Wali Songo, mereka ialah Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kota atau Raden Patah, Sunan Kudus serta Sunan Gunung Jati.
Beliau juga yang pertama-tama membuat huruf pegon atau tulisan Arab berbunyi bahasa Jawa. Dengan huruf pegon ini beliau bisa mengemukakan ajaran-ajaran Islam pada beberapa muridnya. Sampai saat ini huruf pegon masih digunakan menjadi bahan pelajaran agama Islam di golongan pesantren. Sunan Ampel meninggal dunia pada tahun 1478 M, beliau disemayamkan di sebelah Barat Mesjid Ampel.
Posting Komentar
Posting Komentar