-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Sayyidina Hamzah, Kisah Sejarah Pahlawan Perang Badar dan Uhud

Posting Komentar
Sayyidina Hamzah, Kisah Sejarah Pahlawan Perang Badar dan Uhud | Keimanan adalah harta paling istimewa yang dimiliki umat muslim. Harta ini seyogyanya tetap dijaga dan dipelihara, sehingga dari waktu ke waktu akan selalu meningkat. 

Membaca sejarah masa lalu adalah salah satu cara untuk mempertebal dan meningkatkan keyakinan pada kebenaran yang dipegang oleh setiap muslim. Perjalanan hidup para sahabat Nabi yang mempertahankan keimanannya, merupakan bagian dari reperensi untuk menajamkan keyakinan pada kebenaran itu.

Sayyidina Hamzah, Kisah Sejarah Pahlawan Perang Badar dan Uhud

Di antara sahabat Nabi saw yng trkenal paling pemberani adalah paman beliau sendiri, Hamzah bin Abdul Muthalib. Beliau seorang lelaki Arab yng paling berani, pejuang yng pantang mundur, dan komandan perang Islam yng cerdas dlam beberapa peperangan yng sangat mnentukan masa depan Islam, seperti perang Badar dan Uhud. Dgn keahlian perangnya yng mumpuni, dia mnjadi salah seorang penentu kemnangan perang Badar dgn beberapa sahabat Nabi lainnya yng gagah berani, meskipun saat itu jumlah pasukan kaum Muslimin sedikit.

Hamzah senantiasa berada di sisi kemnaknnya sendiri, Nabi Muhammad saw dan di saat trsulit pun ia selalu setia mmbela risalah yng dibawa oleh Rasulullah saw. Pemimpin dan pembesar Quraisy takut dan khawatir akn keberanian beliau. Dan ketakutan itu mmbuat mreka tdk punya nyali untuk mncegah laju dakwah Rasulullah saw. Sehingga bisa dikatakn, Hamzah mmainkan peran penting dlam mmpertahankan dan mnjaga Islam serta mmbela Nabi demi keberlangsungan dan keabadian ajaran suci Islam.

Selama di Mekkah, Hamzah mmbantu Rasulullah saw di saat-saat genting dgn sepenuh jiwa. Beliau rela berkorban dan tak segan-segan mnjadikan dirinya sebagai tumbal saat berhadapan langsung dgn kaum musyrikin.

Beliau adalah putra Abdul Muthalib dan paman Rasulullah saw. Beliau lahir pda tahun keempat sebelum peristiwa pasukan gajah (Tahun Gajah) di kota Mekkah. Di tengah masa Jahilah dan trsebarnya akidah syirik pda penduduk Hijaz, beliau tetap berpegang pda ajaran lurus Nabi Ibrahim dan dikenal sebagai pemuda yng senantiasa mmberikan perlindungan kepda orang-orang lemah.

Ayahnya adalah Abdul Muthalib dan ibunya anak perempuan dari Amru bin Zaid bin Lubaid yng bernama Salmi.

Saudara Sepersusuan Rasulullah saw

Hamzah sangat dekat dgn Nabi saw. Kedekatan ini tdk hanya dari sisi spiritual namun juga dari sisi matrial. Tsubah, budak Abu Lahab pernah mnyusui Hamzah dan sewaktu mnyusui anaknya yng bernama Masruh, ia juga mnyusui Nabi saw selama beberapa hari. (1) Sehingga dgn demikian, bisa dikatakn bahwa Hamzah dan Nabi adalah saudara sepersusuan.

Sewaktu Nabi saw mmulai mnyebarkan ajaran sucinya dan masyarakat secara bertahap mnerima ajaran tauhid dan pesan-pesan Al-Qur’an, Hamzah pun sebenarnya telah mngetahui dan trtarik dgn kebenaran ajaran Ilahi dan dakwah kemnaknnya, Muhammad saw. Namun demi kemaslahatan saat itu ia belum mnampakkan keimanan dan keyakinannya. Ia seolah mnunggu momnt yng tepat untuk mnunjukkan ketrtarikan dan kecintaannya trhadap Islam dan Nabi Muhammad saw serta mndukung risalah Ilahi secara trang-trangan.

Karna Hamzah hidup bersma kaum musyrikin maka ia mngetahui pelbagai konspirasi mreka trhadap Nabi saw. Hal itulah yng mmbuatnya semakin trgugah dan tegar untuk mmbela Rasul saw. Setiap dakwah Islam semakin bertumbuh dan jumlah kaum Muslimin semakin bertambah maka perlawanan kaum musyrikin pun semakin hebat. Keteguhan dan ketegaran Nabi saw di jalan kebenaran dan syariat Ilahi begitu mnggugah perasaan Hamzah. Beberapa tahun setelah masa pengangkatan Nabi berlalu, trbuka kesempatan bagi Hamzah untuk mnunjukkan keimanan dan akidahnya. Sebagian mngatakn bahwa Hamzah masuk Islam pda tahun kedua pasca bi’tsah (masa pengangkatan Nabi), sebagiannya lagi mnyakini pda tahun keenam pasca bi’tsah. Kisah mngenai masuk Islamnya beliau sangat mnarik:

Setelah pengangkatan Muhammad saw mnjadi Nabi, Hamzah juga mngucapkan syahadat dgn mnyakini keesaan Allah Swt dan kebenaran agama yng dibawah oleh putra saudaranya. Setelah Hamzah masuk Islam, kaum Quraisy mngajukan beberapa permintaan/usulan kepda Rasulullah saw. Sebab mreka sadar bahwa laki-laki yng paling berani kini telah mnyatakn keimanannya di hadapan Nabi saw, sehingga karna itu mreka tak lagi dapat mngharapkan dukungannya. Namun Nabi saw tak mmnuhi satupun dari permintaan mreka.

Usai Abu Jahal mnyampaikan pidatonya di tengah-tengah Kabilah Quraisy, mreka mmutuskan untuk mmbunuh Nabi Muhammad.

Suatu hari Abu Jahal melihat Nabi di bukit Safa, lalu ia mmaki Rasul. Nabi tetap saja berjalan mnuju ke rumah beliau tanpa mmperdulikan makian Abu Jahal. Budak Abdullah bin Jad’an yng mnjadi saksi mata atas peristiwa trsebut melaporkannya kepda Hamzah. Tanpa berpikir panjang dan mmikirkan akibatnya, Hamzah mmutuskan untuk mmbalas perlakukan buruk yng didapat oleh kemnaknnya. Di tengah perjalanan ia mnemui Abu Jahal yng berada di tengah kerumunan orang-orang Quraisy. Tanpa mmberikan kesempatan kepda yng lain untuk berbicara, ia mndekati Abu Jahal dan langsung mnghantam kepalanya dgn cambuk, sehingga kepala Abu Jahal bersimbah darah. Hamzah pun berkata, “Berani kau mnghina Rasulullah? Saya beriman dgn apa yng dikataknnya dan akn mngikuti jalan kemanapun dia pergi. Jika kau berani, silakn berhadapan dgnku!” Dgn mnghadap kepda orang-orang Quraisy, Abu Jahal berkata, “Saya telah berbuat buruk pda Muhammad, dan wajar Hamzah marah.” (2)

Ketika penyiksaan kaum Musyrikin kepda pengikut Nabi Muhammad saw semakin mnjadi-jadi, beberapa sahabat beliau berhijrah ke Habasyah. Tdk berapa lama kemudian Nabi saw pun akhirnya mmutuskan untuk berhijrah ke Madinah. Beberapa kelompok kaum Muslimin Yatsrib bertemu dgn Nabi saw di Mina saat mreka melaksanakn ibadah haji. Mreka berjanji bahwa jika sekiranya Rasulullah saw dan kaum Muslimin lainnya berhijrah ke Madinah maka mreka akn mmberikan perlindungan trhadap umat Islam yng traniaya trsebut.

Demi kelancaran pertemuan dan keberlangsungan perjanjian trsebut, Hamzah melindungi dan mnyembunyikan pertemuan trsebut dari kaum Musyrikin. Akhirnya, setelah satu dua tahun kemudian kaum Muslimin mndapat kesempatan dan peluang untuk berhijrah. Sebelum Rasulullah saw berhijrah, beberapa kelompok trlebih dahulu berhijrah ke Yatsrib dan Hamzah ikut di antara mreka. Setibanya di Madinah, mreka mnunggu detik-detik kedatangan Nabi saw.

Akhirnya Nabi saw hijrah ke Madinah. Hijrah Nabi saw ini mmbuat kekuatan umat Islam semakin bertambah, sekaligus mmbuat permusuhan kaum Musyrikin melemah. Sampai akhirnya umat Islam dan kaum musyrikin saling berhadap-hadapan pda perang Badar. Pda perang yng pertama kali ini Sayyidina Hamzah mndapat gelar asadullah wa asadurrasul (singa Allah dan Rasul-Nya). Saat itu beliau diserahi amanah oleh Rasulullah untuk mnjadi komandan perang dimana bendera perang ada di tangannya. Hamzah mmimpin pasukan Islam yng hanya berjumlah 30 orang untuk berhadapan dgn 300 orang dari laskar Quraisy. Peristiwa ini trjadi pda bulan Ramadhan, tahun pertama hijriyah. Meskipun tdk trjadi kontak fisik antara kedua kubu namun Hamzah merasa trhormat dan bangga ketika ditunjuk oleh Nabi sebagai pimpinan pasukan.

Epik kepahlawanan dlam Peperangan

Perkembangan dakwah Islam yng pesat mmbuat kaum Quraisy semakin murka dan semakin mningkatkan penyiksaan dan permusuhan mreka trhadap umat Islam. Bahkan Abu Lahab, paman Nabi saw dan istrinya berkali-kali bersikap buruk trhadap Rasulullah saw, utamanya ketika mreka bertetangga dgn beliau. Nabi saw tdk mampu berbuat apa-apa ketika kepala dan wajah beliau dilempari berbagai kotoran dan sampah serta kotoran kambing. Hamzah pun mmbalas tindakn setimpal yng dilakukan oleh Abu Lahab.

Sariyah (perang yng tdk diikuti Nabi saw) pertama: Rasulullah saw berhijrah dari Mekah ke Madinah pda hari Senin 12 Rabiul Awal dan bendera pertama Rasulullah saw yng berwarna putih, pda bulan Ramadhan, awal bulan ketujuh tahun pertama Hijriyah, diserahkannya kepda Hamzah, pamannya. Abu Marshad Kannas bin Hushain Ganawi, trmasuk orang pertama yng masuk Islam dan sekaligus teman sebaya Hamzah, mngikatkan bendera itu di pundaknya. Rasulullah saw mngutus Hamzah dgn 30 sahabat Muhajirin mnuju ke medan perang untuk mnghadapi 300 orang pasukan Quraisy. Pasukan Quraisy ini dipimpin oleh Abu Jahal. Saat itu pasukan musuh telah melakukan perjalanan dari Syam dan ingin kembali ke Mekah. Di salah satu desa di tepi laut merah dua pasukan ini bertemu. Mujaddi bin Amru Jahni yng mmiliki hubungan baik dgn kedua belah pihak mnjadi mediator dan berusaha keras agar kedua kelompok berunding dan mncegah trjadinya peperangan.

Pda bulan Safar tahun awal Hijriyah, Rasulullah saw ikut serta dlam Ghazwah Abwa (perang yng diikuti Nabi saw) Abwa untuk pertama kalinya. Abwa adalah tempat yng berjarak 37 km di antara Mekah dan Madinah (3). Saat itu beliau mmberikan bendera putih kepda Hamzah. Dlam Ghazwah ini, Rasulullah saw bertekad untuk mnghadapi kafilah Quraisy, namun beliau tdk bertemu langsung dgn pasukan musuh.

Pda bulan Jumadil Akhir tahun kedua Hijriyah, Rasulullah saw berangkat mnuju Gazhwa Dzul’asyirah dan lagi-lagi beliau mmberikan bendera putih kepda Hamzah. Beliau bergerak bersma 150 pasukan sukarelawan Muhajirin. Kelompok pasukan ini mmiliki 30 ekor unta dan mreka saling bergantian mngendarainya. Ketika Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya tiba di Dzul’asyirah, pasukan kaum kafir Quraisy telah melewatinya sejak beberapa hari sebelumnya. Ketika kembali pun, pasukan musuh melewati tepian pantai sehingga tdk bertemu dgn Rasulullah saw dan para sahabatnya. (4)

Pda 17 Ramadhan tahun kedua Hijriyah trjadi perang antara kaum Muslimin dgn kaum kuffar Quraisy yng dikenal dgn nama perang Badar. Sewaktu Rasulullah saw merapikan barisan kaum Muslimin, tiba-tiba angin berhembus dgn sangat kencang yng belum pernah trjadi sebelumnya. Dan angin kencang ini bertiup berulang sampai beberapa kali. Angin kencang ini sebagai pertanda kedatangan para malaikat. Yng pertama, Malaikat Jibril dgn seribu malaikat lainnya datang mnghadap Rasulullah saw, yng kedua Malaikat Mikail dgn seribu malaikat di sebelah kanan Rasulullah saw dan yng ketiga Malaikat Israfil dgn seribu malaikat disisi kiri Rasulullah saw. Kesemua malaikat ini mngenakn sorban (ikat kepala) yng trbuat dari cahaya yng berwarna hijau, kuning dan merah yng mnggelantung sampai di pundak mreka, dan mreka mnggantungkan bulu dan rambut di dahi unta-unta mreka. Rasulullah saw bersabda kepda sahabat-sahabatnya, bahwa mreka adalah malaikat-malaikat yng akn mmberikan bantuan dan dukungan kepda kaum Muslimin. Para malaikat telah mnandai diri mreka, maka kalian pun hendaklah melakukan hal yng sma. Lalu para sahabat mndandai topi besi yng dikenakn di kepala mreka dgn bulu onta(5)

Orang yng pertama kali tiba di medan pertempuran dari kaum Muslimin adalah Muhajja` (budak yng dimerdekakn oleh Umar bin Khattab). Kaum musyrikin bertriak dgn keras, “Hai Muhammad, siapa saja yng punya hubungan dgn kami, kirimlah dia untuk berperang dgn kami.” Nabi Muhammad saw berkata kepda Bani Hasyim, “Bangkitlah! Berperanglah demi kebenaran yng dgnnya Nabi kalian diutus dan mreka datang untuk mmadamkan cahaya kebenaran itu.!!!”

Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib dn Ubaidah bin Harits bin Muthalib keluar dari barisan dan mnuju mreka. Karna ketiga orang trsebut mngenakn penutup kepala sehingga sulit untuk dikenali. Utbah berkata, “Berbicaralah sehingga kami dapat mngenali suara kalian!” Hamzah berkata, “Sayalah Hamzah, putra Abdul Muthalib, singa Allah dan singa Rasul-Nya.” Utbah berkata, “Ya, kamu adalah pembesar, lantas siapa dua orang bersmamu ini?” Hamzah mnjawab, “Ali bin Abi Thalib dan Ubaidah bin Harits”. Utbah berkata, “Dua orang bersmamu juga adalah juga orang-orang besar”.

Waktu itu Ali bin Abi Thalib berhadapan dgn Walid bin Utbah dan berhasil mmbunuhnya. Semntara Hamzah berduel dgn Utbah dan juga berhasil mmbunuhnya dgn hanya dua pukulan. Dan Ubaidah bin Harits sahabat Nabi yng paling muda saat itu berdiri mnghadapi Syaibah. Syaibah mmukulkan pedangnya pda kaki Ubaidah dan mmbuat pergelangan kaki Ubaidah trpotong. Melihat itu Hamzah, singa Allah dan Rasul-Nya bersma Ali segera mnyerang Syaibah dan mreka berhasil mmbunuhnya.(6)

Dlam perang ini, Abdurrahman bin Auf dan Bilal Habasyi berhasil mnawan Umayyah bin Khalf dan anaknya. Bilal berkata, ”Waktu itu saya berada diantara Umayyah dan anaknya, kemudian saya mnangkap mreka. Umayyah bertanya kepda saya, “Siapa diantara kalian yng mnandai dadanya dgn bulu onta?”. Saya mnjawab, “Hamzah bin Abdul Muthalib.” Ia berkata, “Hamzah mmbawa malapetaka atas diri kami.”

Pertengahan Syawal tahun kedua Hijriyah. Kabilah Bani Qainuqa’, kelompok yng paling berani diantara kelompok kaum Yahudi yng berprofesi sebagai pandai besi mmiliki ikatan perjanjian dgn Abdullah bin Ubay dan juga Rasulullah saw. Ketika trjadi perang Badar, kebencian dan rasa dengki mmbuat mreka mmutuskan untuk mmbatalkan perjanjian. Allah Swt mnurunkan surah Al-Anfal ayat 58 kepda Rasulullah saw, “Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akn (trjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepda mreka dgn cara yng jujur. Sungguh, Allah tdk mnyukai orang yng berkhianat.” (7)

Dgn turunnnya ayat ini, Rasulullah mnjadi waspda trhadap Bani Qainuqa’. Beliau mnyerahkan bendera ke tangan Hamzah dan mmerintahkannya dgn beberapa pasukan untuk mnghadapi mreka. Bani Qainuqa’ adalah kelompok Yahudi yng pertama kali melakukan pengkhianatan kepda Islam. Ketika Rasulullah saw baru melakukan pengepungan, kontan saja mreka merasa ketakutan, sehingga mreka pun mnyerah kepda kaum Muslimin dan mnyerahkan harta-harta mreka. Rasulullah saw bersabda, “Bebaskan mreka, Allah Swt telah melaknat mreka dan Abdullah bin Ubay”.(8)

Perang Uhud: Akhir Syawal tahun kedua Hijriyah mnjelang trjadinya perang Uhud. Hamzah, sebagai panglima perang—sebelum mmulai perang— berkata, “Demi Allah Swt yng telah mnurunkan Al-Qur’an, hari ini saya tdk akn mnyentuh sedikit pun maknan sampai saya mnghadapi lawan dlam peperangan.”(9)

Hamzah bersma Kaum Muslimin

Di malam hari perang Uhud, Rasulullah saw tahu bahwa tdk lama lagi pamannya akn gugur sebagai syahid. Beliau pun berbincang dgn Hamzah dan mnanyakn kembali keyakinannya mngenai ketauhidan dan kenabian serta risalah yng dibawanya. Hamzah kemudian mnjawab dgn tegas dan kembali mngucapkan syahadat dgn lidahnya. Akhirnya Rasulullah saw bersabda kepdanya, “Hamzah adalah pemimpin para syuhada, singa Allah dan singa Rasul-Nya dan paman Nabi.” Sabda Nabi ini mnebar aroma kesyahidan dan mmbuat dada Hamzah bergemuruh. Hamzah pun mneteskan air mata kebahagiaan. Rasulullah saw berdoa agar pamannya tetap tegar berdiri di jalan tauhid dan segala keraguan di dlam hatinya segera sirna.

Mnjelang Perang Uhud, Hamzah berkata kepda Nabi saw, “Saya bersumpah atas nama Allah, tdk akn sedikitpun mnyentuh maknan sebelum mngeluarkan semua musuh dari kota Madinah.”

Perang Uhud trjadi pda bulan Ramadhan, kaum Muslimin berbaris dgn rapi di kaki gunung Uhud di bagian utara Madinah. Setelah perang satu lawan satu, maka dimulailah perang secara trbuka. Hamzah bertempur dgn gagah berani dan penuh dgn keimanan yng meluap-luap. Dgn dua pedang di tangannya, ia mnyerang dgn penuh keberanian sambil bertriak, “Saya adalah singanya Allah.”

Thalhah bin Abi Thalhah pembawa bendera kaum Musyrikin bertriak sambil mnantang, “Siapakah yng berani berhadapan dgnku?” Ali bin Abi Thalib bergegas mndekatinya dan mnebaskan pedang ke arah kepalanya. Tebasan itu mmbuatnya keningnya trbelah dan mngucurkan darah sehingga akhirnya ia pun trjatuh dan trkulai ke tanah. Melihat itu, Rasulullah saw trsenyum seraya mngumandangkan takbir. Kaum Muslimin pun serentak mngumandangkan takbir yng sma. Bendera kaum musyrikin trsebut kemudian beralih ke tangan Utsman bin Abi Thalhah. Hamzah segera berlari ke arahnya, dan mngayungkan pedang ke bahunya. Tebasan pedang Hamzah mmatahkan tangan dan bahunya, pedangnya trlepas dan paru-parunya trburai keluar. Hamzah kemudian kembali sembari mngumandangkan syair, “Saya putra pemberi minum jamaah haji.” (10)

Banyak kaum musyrikin yng trbunuh di perang trsebut di tangan Hamzah. Diantaranya adalah pemegang bendera laskar Bani Abduddar, Atha’ bin Abdu dan Utsman bin Abi Thalhah dan juga Saba’ bin Abdul `Uzzah dan Amru bin Fadlah.

Wahsyi Habasyi

Jabir bin Mut’im mmpunyai budak yng bernama Wahsyi yng sebagaimana orang-orang Habasyah lainnya trkenal pandai mnombak dan jarang gagal mngenai sasaran ketika melemparkan tombaknya. Pda perang Uhud Jabir berkata kepda budaknya, “Pergilah bersma pasukan ini, dan jika kamu melihat pamannya Muhammad maka bunuhlah dia. Aku ingin mmbalas dendamku atas kematian pamanku Ta’imah bin Addi di perang Badar. Jika kamu berhasil mmbunuhnya maka kamu kubebaskan.” Hindun, anak Utbah juga mminta Wahsyi untuk mmbunuh salah satu dari Muhammad, Ali atau Hamzah untuk mmbayar kematian bapaknya. Wahsyi pun mnjawab, “Saya sma sekali tdk bisa mnemukan cara untuk mmbunuh Muhammad ataupun Ali pun. Mreka begitu lincah dan tangkas di medan perang. Namun Hamzah mudah trjebak dlam kemarahan dan emosional saat trjadi peperangan sehingga ia tdk mmperhatikan lagi kondisi sekitarnya. Mungkin aku bisa mmbunuhnya dgn cara licik.”

Wahsyi bercerita, “Saya pda perang Uhud selalu mngikuti Hamzah dari belakng. Dia berperang bagaikan singa liar yng mnerkam jantung musuh-musuhnya. Saya bersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan sehingga dia tdk bisa melihatku. Ketika dlam keadaan sibuk mnghadapi musuh-musuhnya, saya pun semakin mndekat ke arah Hamzah. Dgn jarak yng mnyakinkan sayapun melemparkan tombakku ke arahnya. Tombak itupun trtancap di tubuhnya. Ia hendak mnyerang ke arahku, namun karna rasa sakit yng sangat ia pun bertriak tak berdaya hingga ruhnya trpisah dari badannya. Dgn penuh kehati-hatian saya pun mndekat ke arahnya. Setelah mngambil senjatanya, sayapun bergegas kembali ke pusat pasukan kaum Quraisy sembari mnunggu saya dibebaskan.” (11)

Setibanya kembali di Mekkah, Wahsyi pun mndapat imbalan kebebasan setelah ia mnjalankan tugasnya dgn baik. Pda hari Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah) dia melarikan diri ke Thaif. Pda tahun ke Sembilan Hijriyah penduduk Thaif datang berbondong-bondong ke Madinah untuk mnyatakn keislamannya. Wahsyi pun berencana kembali melarikan diri ke Syam atau Yaman. Namun ia mndapat kabar, siapapun yng bersyahadat benar dgn lidahnya dan mnyatakn keislaman maka Nabi Muhammad saw tdk akn mmbunuhnya. Ia pun bergegas mnghadap kepda Nabi Muhammad saw dan kemudian mngucapkan syahadat sebagai pernyataan keislamannya. Rasulullah saw mmintanya untuk mnceritakn bagaimana ia bisa mmbunuh Hamzah. Setelah diceritakn Rasulullah saw pun bersedih dan berkata kepda Wahsyi, “Mulai sekarang jangan perlihatkan lagi wajahmu di hadapanku.” Atas permintaan Rasulullah saw, Wahsyi pun mnjauh dan tdk mnampakkan diri di hadapan Rasulullah saw sampai kemudian beliau saw wafat. Sepeninggal Rasulullah saw, Wahsyi pun berkesempatan mngikuti perang melawan Musailamah. Dgn dibantu seorang sahabat dari kaum Anshar, Wahsyi berhasil mmbunuh Musailamah. Dgn penuh haru ia berkata, ”Saya telah mmbunuh manusia trbaik setelah Rasulullah saw, dan juga telah mmbunuh manusia paling buruk di dunia.”(12)

Akibat dari masa lalu yng gelap, Wahsyi sampai akhir hayatnya enggan untuk berhubungan dgn kaum Muslimin. Namanya dihapus dari deretan laskar kaum Muslimin karna sikapnya yng tdk baik dan karna banyak mminum minuman keras ia pun sering dijatuhi hukuman cambukan. Umar bin Khattab berkata, “Pembunuh Hamzah tdk akn lagi mndapat pembebasan dan tdk layak masuk dlam daftar orang-orang baik.” (13)

Istri Abu Sufyan dan Kebenciannya trhadap Hamzah

Hindun, anak perempuan Utbah mmerintahkan kepda Wahsyi untuk mmbunuh Hamzah sebagai penebus darah ayahnya. Dan Wahsyi pun mnynggupinya. Hindun banyak mmbuat gelang kaki dan kalung leher dari telinga dan hidung para syuhada Islam yng gugur pda perang sebelum perang Uhud. Ia mmberikan dan mngenakn semuanya itu pda Wahsyi dan mminta agar hati Hamzah diserahkan kepdanya. Mngenai perbuatan yng sangat tdk pantas dan mnjijikkan ini, Abu Sufyan berkata, “Saya tdk pernah mnyetujui perbuatan ini dan juga tdk pernah mmerintahkannya.” Karna perbuatan buruk Hindun ini, ia mndapat julukan “pemakn hati”. Anak-anaknya pun dikenal dgn julukan anak dari si pemakn hati.

Nama Hindun semakin mnjijikkan ketika ia yng notebene masih saudara sepupu Hamzah dan putri dari Utbah bin Abdul Muthalib berdiri di atas batu dan dgn penuh rasa dendam ia mnguyah-nguyah hati Hamzah dan mnelannya. Abu Sufyan pun ikut mndekati jasad Hamzah dan bertindak tdk senonoh tehadap mulut Hamzah. Pda saat itu Hulais bin Zabban yng kebetulan lewat di tempat itu melihat perbuatan yng tdk senonoh Abu Sufyan lalu ia bertriak, “Wahai orang-orang, lihatlah tokoh besar kabilah Quraisy ini dgn tanpa hati ia mmperlakukan tdk senonoh kepda anak pamannya sendiri.” Abu Sufyan merasa malu dgn perbuatannya sendiri dan berkata, “Apa yng saya lakukan ini tdk pantas kau lihat, dan ini juga bukan sebuah kesalahan besar.”

Kesedihan Rasulullah atas Syahidnya Hamzah

Rasulullah saw pda perang Uhud berkali-kali mnanyakn tentang keadaan pamannya. Salah seorang sahabat Rasulullah bernama Harits bin Shamah bermaksud untuk mmberikan kabar kepda Rasulullah saw. Namun mngingat kondisi jenazah Hamzah yng begitu mmprihatinkan, ia tdk sampai hati mnyampaikannya kepda Rasulullah saw. Karna belum juga ada kabar, Rasulullah saw mmerintahkan Sayidina Ali untuk mncarinya. Namun sewaktu Ali juga melihat jenazah Hamzah dlam kondisi tdk utuh lagi, ia pun trduduk disamping jenazah trsebut dgn penuh kesedihan. Beliau pun berat mnyampaikan berita duka trsebut kepda Rasulullah saw.

Rasulullah akhirnya mncari sendiri jasad Hamzah. Beliaupun mnemukan jasad Hamzah penghulu para syuhada yng begitu mngenaskan. Beliau saw bersabda, “Tdk ada musibah yng lebih besar dari kematianmu dan tdk ada kesedihanku yng lebih sulit dari ini.” (14) Setelah itu, beliau berkata, “Jika sekiranya Allah mmberiku kekuatan, aku akn mmbalas kematian Hamzah dan akn kubunuh 70 orang Quraisy dan akn kupong tubuh mreka.” Pda saat itu malaikat Jibril datang dan mmbacakn sebuah surah yng berbunyi, “Dan jika kamu mmbalas, maka balaslah dgn (balasan) yng sma dgn siksaan yng ditimpakn kepdamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yng lebih baik bagi orang yng sabar.” (15)

Rasulullah saw setelah mndengar ayat trsebut bersabda, “Saya akn bersabar dan tdk akn mmbalas dendam.” Rasulullah saw pun mngambil jubahnya dan mnutupi wajah Hamzah. Namun jubah itu trlalu pendek bagi Hamzah. Jika jubah itu mnutupi kepala maka kaki Hamzah trlihat jelas, namun jika ditarik untuk mnutupi kakinya, kepalanya akn trlihat. Karnanya Rasulullah mnarik jubah trsebut mnutupi kepala Hamzah dan mnutupi kaki Hamzah dgn rerumputan dan ilalang. Rasulullah saw bersabda, “Sekiranya perempuan-perempuan Abdul Muthalib tdk bersedih, saya akn mninggalkan dia dlam keadaan seperti ini dan mmbiarkan binatang-binatang pdang pasir mmangsa dagingnya hingga sampai hari kiamat ia akn tetap berada dlam perut mreka. Semakin besar musibah yng dihadapinya, maka akn semakin besar pula pahala yng akn didapatnya.”(16)

Rasulullah saw berdiri beberapa saat di sisi jenazah Hamzah dan berkata, “Jibril datang di sisiku dan mmberikan kabar bahwa diantara penghuni tujuh lapisan langit trtulis, Hamzah bin Abdul Muthalib asadullah wa asadur rasuluhu (17) (Hamzah bin Abdul Muthalib, singa Allah dan singa Rasul-Nya).

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, “Barang siapa yng berziarah kepdaku namun tdk berziarah kepda pamanku Hamzah, sma halnya mnyatakn permusuhan kepdaku.” (18)

Rasulullah saw mmberikan gelar kepda Hamzah, Sayyidul Syuhada (penghulu para syuhada). Rasulullah saw begitu mmuliakn kesyahidan Hamzah. Sewaktu mninggalkan bukit Uhud ingin kembali ke kota Madinah, Rasulullah saw mnangis dan juga mmerintahkan kepda keluarga kaum Anshar untuk pergi ke rumah Hamzah guna mnangis dan meratap di sana. Kepda kaum Muslimin Rasulullah saw bersabda, “Pergilah kalian berziarah ke makam Hamzah”. Rasulullah saw pun selalu berkunjung dan mnziarahi para syuhada Uhud, khususnya di makam Hamzah dan beliau selalu mnyampaikan salam kepdanya.

Sewaktu kaum musyrikin mninggalkan gunung Uhud, Rasulullah saw mndekati para syuhada. Beliau tdk mmandikan jenazah Hamzah dan juga para syuhada lainnya. Beliau saw bersabda, “Kuburkanlah mreka bersma dgn darah-darah mreka tanpa harus dimandikan. Saya yng akn mnjadi saksi mreka.” Jenazah Hamzah adalah jenazah yng pertama kali Rasulullah saw mngumandangkan takbir empat kali atasnya. Setelah itu, beliau mmerintahkan sahabat-sahabatnya untuk meletakkan jenazah para syuhada lainnya di sebelah Hamzah. Rasulullah saw melakukan sholat untuk setiap syuhada. Dan khusus untuk Hamzah, Rasulullah melakukan shalat sampai tujuh puluh kali. (19)

Atas perintah Rasulullah saw, Hamzah bersma Abdullah bin Jahasy, syuhada Uhud yng juga dimutilasi dimana telinga dan hidungnya trpotong dikuburkan dlam satu makam. (20)

Setelah itu Rasulullah saw bersma sahabat-sahabatnya kembali ke Madinah. Haminah, putri Jahasy dan saudara perempuan Abdullah mnemui Rasulullah saw. Ketika Rasulullah mnyampaikan kabar mngenai kesyahidan Abdullah, Haminah berkata, “Inna lillahi wa inna ilahi raji’un, saya mmohonkan ampun kepda Allah atas kesalahan-kesalahannya.” Setelah itu ia bertanya mngenai kabar Hamzah. Ketika mndengar kabar kesyahidan Hamzah, ia kembali mngucapkan hal yng sma dan mmohon kepda Allah agar dosa-dosa keduanya diampuni-Nya.

Perempuan-perempuan Anshar dan Hamzah

Ketika kembali dari Uhud ke Madinah, Rasulullah saw melihat perempuan-perempuan kaum Anshar mnangis dan mngucurkan air mata atas kesyahidan keluarga mreka sendiri di tempat yng bernama “Bani Abdul Syahl” dan “Bani Dzapar”. Rasulullah saw pun turut bersedih melihat itu dan bertanya, “Tetapi mngapa perempuan-perempuan itu tdk mnangis untuk Hamzah?” (21) Sa’ad bin Ma’adz dan Usaid bin Hadhir mndengar perkataan Rasulullah saw ini lalu kemudian mndekati perempuan-perempuan itu dan berkata, “Pergilah kalian ke masjid dan turutlah berduka atas kesyahidan Hamzah, paman Rasulullah.” Mreka pun pergi melakukan apa yng dianjurkan. Rasulullah saw bersabda, “Semoga Allah merahmati mreka, kembalilah dan janganlah kamu enggan merasakn penderitaan orang lain."(22) Rasulullah saw juga bersabda, "Semoga Allah merahmati kaum Anshar, sekarang saya mngetahui, betapa mreka mmiliki kepedulian dan perasaan sepenanggungan, persilakn mreka kembali." (23)

Perempuan kaum Anshar sampai sekarang (kurun ketiga Hijriyah) jika ada diantara keluarga mreka yng mninggal dunia, mreka lebih dulu bersedih dan mnangis atas mninggalnya Hamzah baru kemudian mnangisi keluarganya sendiri. (24)

Salam atasmu wahai paman Rasulullah dan salam Allah pula atasmu. Salam atasmu wahai yng telah gugur di jalan Allah!. Salam atasmu wahai Singa Allah dan singa Rasul-Nya! Kami bersaksi bahwa engkau telah berjihad di atas agama Allah dan telah mmpersembahkan jiwa ragamu dlam mmbantu perjuangan Rasulullah. Semoga engkau mndapat kemuliaan di sisi Allah Swt.

Ayat 19 surah Al-Hajj turun di saat perang Uhud tengah berkecamuk, sewaktu Imam Ali dan Hamzah berhasil mmbunuh Syaibah, Allah Swt berfirman, "Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yng bertengkar, mreka bertengkar mngenai Tuhan mreka." Sebagaimana halnya surah Ad-Dukhan ayat 16, Surah Al-Qamar ayat 45, Surah Al-Hajj ayat 55 dan Az-Zariyat ayat 45 turun berkenaan dgn perang Badar.(25)

Hamzah, penghulu para syuhada adalah teladan dlam hal keimanan, pengorbanan dan keberanian. Kecintaannya kepda Rasulullah dan jasanya yng besar trhadap Islam mmbuat namanya abadi dan akn trus hidup sepanjang sejarah.

Asep Rois
Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter