-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Karena Latar Belakang Ini Perang Uhud Meletus

Posting Komentar
Karena Latar Belakang Ini Perang Uhud Meletus | Pngalaman pahit yng dirasakan oleh kaum Quraisy dalam perang Badar telah mnyisakan luka mndalam nan mnyakitkan. Betapa tidak, walaupun jumlah mrka jauh lebih besar dan perlengkapan perang mrka lebih mmadai, namun trnyata mrka hrus mnanggung kerugian matri yng tidak sedikit.

Karena Latar Belakang Ini Perang Uhud Meletus

Dan yng lebih mnyakitkan mrka adalah hilangnya para tokoh mrka. Rasa sakit ini, ditambah lagi dgn tekad untk mngembalikan pamor Suku Quraisy yng telah trkoyak dalam Perang Badar, mndorong mrka melakukan aksi balas dendam trhadap kaum Muslimin. Sehingga trjadilah bebrapa pperangan setelah Perang Badar.

Perang Uhud trmasuk di antara pperangan dahsyat yng trjadi akibat api dendam ini. Disebut perang Uhud karena perang ini brkecamuk di dekat gunung Uhud. Sebuah gunung dgn ketinggian 128 metr kala itu, sedangkan sekarang ketinggiannya hanya 121 metr. Bukit ini brada di sebelah utara Madinah dgn jarak 5,5 km dari Masjid Nabawi.


WAKTU KEJADIAN

Para Ahli Sejarah sepakat bahwa perang ini trjadi pda bulan Syawwâl tahun ketiga hijrah Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam ke Madinah. Namun mrka brselisih tentang hrinya. Pndapat yng yng paling masyhûr mnyebutkan bahwa perang ini trjadi pda hri Sabtu, pertengahan bulan Syawwal.


PNYEBAB PERANG

Di samping perang ini dipicu oleh api dendam sebagaimna disebutkan diawal, ada juga pnyebab lain yng tidak kalah pntingnya yaitu misi mnyelamatkan jalur bisnis mrka ke Syam dari kaum Muslimin yng dianggap sering mngganggu. Mrka juga brhrap bisa mmusnahkan kekuatan kaum Muslimin sebelum mnjadi sebuah kekuatan yng dikhawatirkan akan mngancam kebradaan Quraisy.

Inilah bebrapa motivasi yng melatarbelakangi pnyerangan yng dilakukan oleh kaum Quraisy trhadap kaum Muslimin di Madinah.


JUMLAH PASUKAN

Kaum Quraisy sejak dini telah mmpersiapkan pasukan mrka. Barang dagangan dan keuntungan yng dihasilkan oleh Abu Sufyân beserta rombongan yng selamat dari sergapan kaum Muslimin dikhususkan untk bekal pasukan mrka dalam perang Uhud. Untk mnyukseskan misi mrka dalam perang Uhud ini, kaum Quraisy brhasil mngumpulkan 3 ribu pasukan yng trdiri dari kaum Quraisy dan suku-suku yng loyal kepda Quraisy seperti Bani Kinânah dan pnduduk Tihâmah.

Mrka mmiliki 200 pasukan brkuda dan 700 pasukan yng mmakai baju besi. Mrka mngangkat Khâlid bin al-Walîd sebagai komandan sayap kanan, semntara sayap kiri di bawah komando Ikrimah bin Abu Jahl.


Mrka juga mngajak bebrapa orang wanita untk mmbangkitkan semangat pasukan Quraisy dan mnjaga mrka supaya tidak melarikan diri. Sebab jika ada yng melarikan diri, dia akan dicela oleh para wanita ini. Tentang jumlah wanita ini, para Ahli Sejarah brbeda pndapat. Ibnu Ishâq rahimahullah mnyebutkan bahwa jumlah mrka 8 orang, al-Wâqidi rahimahullah mnyebutkan 14 orang, sedangkan Ibnu Sa’d rahimahullah mnyebutkan 15 wanita.


MIMPI RASÛLULLÂH SHALLALLÂHU 'ALAIHI WASALLAM

Sebelum pperangan ini brkecamuk, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam diperlihatkan peristiwa yng akan trjadi dalam perang ini melalui mimpi. Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mnceritakan mimpi ini kepda para Sahabat. Beliau Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam brsabda:

“Saya brmimpi mngayunkan pedang lalu pedang itu patah ujungnya. Itu (isyarat-pnt) musibah yng mnimpa kaum Muslimin dalam Perang Uhud. Kemudian saya ayunkan lagi pedang itu lalu pedang itu baik lagi, lebih baik dari sebelumnya. Itu (isyarat –pnt-) kemnangan yng Allah Ta’ala anugerahkan dan persatuan kaum Muslimin. Dalam mimpi itu saya juga melihat sapi –Dan apa yng Allah lakukan itu adalah yng trbaik- Itu (isyarat) trhadap kaum Muslimin (yng mnjadi korban) dalam perang Uhud. Kebaikan adalah kebaikan yng Allah Ta’ala anugerahkan dan balasan kejujuran yng Allah Ta’ala karuniakan setelah perang Badar”.

Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mnakwilkan mimpi Beliau ini dgn kekalahan dan kematian yng akan trjadi dalam Perang Uhud.

Saat mngetahui kedatangan Quraisy untk mnyerbu kaum Muslimin di Madinah, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mngajak para Sahabat brmusyawarah untk mngambil tindakan trbaik. Apakah mrka tetap tinggal di Madinah mnunggu dan mnyambut musuh di kota Madinah ataukah mrka akan mnyongsong musuh di luar Madinah?

Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam cenderung mngajak para Sahabat brtahan di Madinah dan melakukan perang kota, namun sekelompok kaum Anshâr radhiallahu'anhum mngatakan,
“Wahai Nabiyullâh! Sesungguhnya kami benci brperang di jalan kota Madinah. Pda jaman jahiliyah kami telah brusaha mnghindari pperangan (dalam kota), maka setelah Islam kita lebih brhak untk mnghindarinya. Cegatlah mrka (di luar Madinah) !"
Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam brsiap untk brangkat. Beliau mngenakan baju besi dan segala peralatan perang. Setelah mnyadari keadaan, para Sahabat saling mnyalahkan. Akhirnya, mrka mngatakan:
“Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mnawarkan sesuatu, namun kalian mngajukan yng lain. Wahai Hamzah, temuilah Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dan katakanlah, “Kami mngikuti pndapatmu”".
Hamzah radhiallahu’anhu pun datang mnemui Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dan mngatakan, ‘Wahai Rasulullâh, sesungguhnya para pngikutmu saling mnyalahkan dan akhirnya mngatakan, ‘Kami mngikuti pndapatmu.’ Mndengar ucapan paman beliau ini, Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam brsabda :
‘Sesungguhnya jika seorang Nabi sudah mngenakan peralatan perangnya, maka dia tidak akan mnanggalkannya hingga trjadi pperangan’.
Keputusan musyawarah trsebut adalah mnghadang musuh di luar kota Madinah. Ibnu Ishâq rahimahullah dan yng lainnya mnyebutkan bahwa ‘Abdullâh ibnu Salûl setuju dgn pndapat Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam untk tetap brtahan di Madinah.

Semntara at-Thabari mmbawakan riwayat yng brlawanan dgn riwayat Ibnu Ishâq rahimahullah, namun dalam sanad yng kedua ini ada orang yng trtuduh dan sering melakukan kesalahan. Oleh karena itu, al-Bâkiri dalam tesisnya lebih mnguatkan riwayat yng dibawakan oleh Ibnu Ishâq rahimahullah.

Para Ulama Ahli Sejarah mnyebutkan bahwa yng mmotivasi para Sahabat untk mnyongsong musuh di luar Madinah yaitu keinginan untk mnunjukkan kebranian mrka di hadapan musuh, juga keinginan untk turut andil dalam jihad, karena mrka tidak mndapat kesempatan untk ikut dalam Perang Badar.

Semntara, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam lebih mmilih untk tetap tinggal dan brtahan di Madinah, karena Beliau ingin mmanfaatkan bangunan-bangunan Madinah serta mmanfaatkan orang-orang yng tinggal di Madinah.


PELAJARAN DARI KISAH

Kaum Muslimin yng sedang brada di daerah, jika diserbu oleh musuh, maka mrka tidak wajib mnyongsong kedatangan musuh. Mrka boleh tetap mmilih brtahan di rumah-rumah mrka dan mmerangi musuh di sana. Ini jika strategi ini dihrapkan lebih mudah untk mngalahkan musuh. Hal ini sebagaimna yng diisyaratkan oleh Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dalam Perang Uhud.

Asep Rois
Informasi yang disampaikan dalam setiap postingan di blog ini memiliki kemungkinan untuk keliru dari yang sebenarnya. Sebaiknya lakukan koreksi sebelum mengambil isinya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter